💼 Freelance: Peluang dan Tantangan
Banyak mahasiswa kini mencoba menjadi freelancer — desainer, penulis, editor, hingga programmer. Freelance memang memberi kebebasan waktu dan tambahan uang jajan, tapi tanpa manajemen yang baik, hasilnya bisa hilang begitu saja.
1. Pisahkan Uang Freelance dan Uang Harian
Jangan campurkan penghasilan dari proyek freelance dengan uang bulanan dari orang tua. Gunakan dua rekening atau dompet digital berbeda agar kamu tahu mana uang hasil kerja sendiri dan mana uang konsumsi harian.
2. Sisihkan Pajak dan Dana Tak Terduga
Sebagai freelancer, kamu tidak punya potongan pajak otomatis seperti pekerja kantoran. Sisihkan sekitar 10–15% dari penghasilan untuk pajak dan biaya darurat. Kamu juga bisa membuat kategori freelance reserve di KosFunds agar pencatatan lebih rapi.
3. Buat Catatan Pemasukan Secara Teratur
Catat setiap proyek, nominal pembayaran, dan tanggal penerimaan uang. Dengan begitu, kamu bisa tahu rata-rata penghasilan bulananmu. Fitur Laporan Keuangan di KosFunds membantu menampilkan grafik pemasukan otomatis.
4. Rencanakan Pengeluaran dari Hasil Freelance
Tentukan sejak awal berapa persen hasil freelance yang akan disimpan, digunakan, dan diinvestasikan. Misalnya:
- 40% untuk kebutuhan kuliah atau alat kerja
- 30% untuk tabungan
- 20% untuk hiburan
- 10% untuk sedekah atau kegiatan sosial
5. Hindari Pola “Balas Dendam Finansial”
Kadang setelah menerima bayaran besar, kita tergoda membeli barang mahal sebagai hadiah. Tidak masalah memberi apresiasi, tapi tetaplah dalam batas wajar. Gunakan logika, bukan emosi.
Kesimpulan
Menjadi freelancer di usia muda adalah kesempatan emas untuk belajar tanggung jawab finansial. Dengan pengelolaan yang tepat, kamu tidak hanya mendapat uang, tapi juga pengalaman nyata dalam mengatur penghasilan seperti profesional. Gunakan KosFunds untuk mencatat, menghitung, dan menjaga kestabilan keuangan hasil jerih payahmu.
